.. di atas meja bulat itu, tangan kirinya menggenggam botol air mineral, tangan kanannya sibuk dengan telepon genggamnya. Kulot berwarna hijau bagus (sebab dia tak bisa menjelaskan dengan pasti warna hijau yang menurutnya unik dan bagus itu).
"kamu kurusan sekarang.."
"masa.. mungkin gara-gara celana gombrong ini ya.. " cuma kalimat itu, terkesan sambil lalu, sambil menunduk, dan terus sibuk dengan telepon genggamnya
"iya, tapi flawless.."
"eh, bentar, bentar. maksudnya?" setengah tersenyum, sambil terus sibuk dengan jemarinya, tapi ada sedikit rona memerah di wajahnya.. kemudian senyap, hingga perlahan dia mengangkat mukanya, dan rona itu semakin kentara melihat lelaki di depannya memandangnya tanpa kedip.
"eh, ngeliatin apa?" ada senyum yang tak terputus.
"kamu.."
"apaan, ngeliat wrinkles and freckles ya.." lalu ada sepotong tawa khasnya, sedikit salah tingkah sepertinya.
"pesenan kita, mana sih?" sambil nengok ke belakang, mengalihkan perhatian. tapi tak lama saja, pelayan foodcourt datang ,membawakan ayam kari dan cordon bleu..
sambil makan pelan-pelan, sempat-sempatnya bertanya..
"besok berangkat jam berapa?"
"mungkin pagi, uhm jam 9 sih jadwal keretanya, kenapa?"
yang ditanya cuma diam, ada pertanyaan yang tertahan..
"kenapa cuma sebentar, kenapa selalu seperti ini.."
"ngga, hati-hati ya di jalan, nanti.."
"iya, kan besok"
"ya gapapa ngucapin duluan, kan"
"iya, kamu juga, hati-hati.."
"awas ada yang ketinggalan"
"sepertinya pasti ada.. yang tertinggal"
suapan terhenti sejenak
"kok? apa?"
"memories.."
"kamu itu ya.."
"apa?"
"ngga'.."
"jagain ya.."
"apaan?"
"memories..."
"ngga' janji.." sambil tertawa khas lagi. tapi cuma sebentar..
dan begitu saja, sampai akhirnya kembali harus berpisah di depan pagar, selatan kota, malam baru akan menjelang ke arah tengah.
biarlah.
♫ Saigon Kick – I L U
Komentar
Posting Komentar