Berdesir sih tapi yasudahlah.
- @cyraflame
Ada raut senang yang bercahaya, ada sedikit kikuk sekaligus canggung, tapi kentara rona bahagia di hadapannya.
"Sudah lama? Uhm, di sininya lama?"
"Ngga, baru kemarin.."
"Sudah kemana aja, lama kita ga ketemu sih, ya.."
"Tadi ke atas bentar, trus mampir ke sini, ke kamu.."
"Atas?"
"Klangon.."
"Eh, gila kamu.." Kedua telapak tangannya seperti otomatis menutup mulutnya yang setengah terbuka..
Sejenak Air menikmati pemandangan di hadapannya, wajah yang merona merah dan mata yang terlihat lebih melebar dari biasanya, seandainya saja.. Tapi cepat-cepat pula ia menggelengkan kepalanya, sebelum bayangan yang muncul ke permukaan semakin merajalela.
"Kenapa kamu?" Bumi mengernyitkan dahinya. "Eh, masuk dulu. Bentar aku buatkan minum ya.."
"Aku di sini saja.." Begitu saja jawabannya, sembari duduk di kursi bambu di sudut kiri rumah, di samping sansievera entah varietas apa..
Selintas, matanya melihat sesosok lelaki memasuki teras, rapi dan gagah, seperti bayangannya, seperti yang pernah diam-diam dia lihat di salahsatu akun sosial medianya Bumi.. Lelaki yang tak lama menghampirinya, menyalaminya, seraya bertanya ringan.
"mas Air, ya? Sudah ketemu Bumi?" Ada senyum lebar penuh percaya diri di paras kukuhnya.
"Eh, iya mas.." Kalimatnya terputus. Keningnya berkerut.
"..Langit. Saya masuk dulu, ya.."
Air mengangguk.
Ternyata masih nulis om...iseng iseng cek ternyata masih ada blognya :)
BalasHapusmasih, mas. terimakasih sudah berkunjung lagi hehe
Hapus