Langsung ke konten utama

tentang terimakasih dan saat tutup mulut

.. memang, sebetulnya tak pernah mengharapkan ucapan terimakasih dari seseorang yang mungkin pernah dikasih sesuatu, tapi jujur mata yang berbinar dari seseorang yang kita beri, itu lebih dari sekedar ucapan terimakasih.

mungkin, sudah biasa ada yang sedikit kecewa, karena terlupakan diberi sesuatu, sementara yang lain kebagian.  Ini semisal (dulu) waktu ada perjalanan ke suatu daerah, lalu membelikan benda sederhana khas daerah itu, untu diberikan pada handai tolan, khususnya rekan kerja di kantor.  Yang diberi sesuatu biasanya ya senang, yang terlupa dibelikan sesuatu sedikit kecewa, walau jarang, karena semua sudah diperhitungkan. Walaupun tidak pernah ada pesan untuk dibawakan apapun, saya sih senang-senang saja beli sesuatu untuk kawan dan keluarga.  Saya justru males kalau ada yang sengaja titip sesuatu, soalnya saya bukan jastip hehe

.tapi ada satu kejadian, dimana orang yang tak pernah pesan sesuatu, lalu kita belikan sesuatu, justru semacam tidak tau terimakasih.  Oke, memang berucap terimakasih, tapi kenyataannya, pemberian yang walaupun sederhana, tapi proses mendapatkannya perlu usaha yang cukup, malah dianggap sebelah mata.  Dan kesan tak berterimakasih itu justru diungkapkan dengan teman-teman dekat.  Logikanya kan.. aneh.  

Menurutku, mending setelah ngucap terimakasih, mending diem aja lah.  Mingkem.  Jaga cangkem.  Jangan ngomong yang bikin perasaan ndak enak.  Kalo saya sih, kalo misal kejadian itu menimpa saya, pasti lah, bakal saya sembur habis-habisan tu orang.  Maklum esmosian.  Lha masih untung diinget dan dibawakan sesuatu.  Saya yang mungkin niatnya ikhlas di awal jadi mangkel juga.

Sepertinya di saat itulah, pepatah diam itu emas benar adanya.  

Jika ada masalah lain yang memicu mulut tak tertata semacam itu, harusnya ya bisa misahin, tapi yang namanya pikiran dan otak seseorang, kalau memang sedang busuk ya busuk aja sudah. Mau gimana lagi.

Otakku sih masih ga mau nerima logika ajaib semacam itu,  dikasih sesuatu tapi malah misuh-misuh..

Komentar

  1. Betul… kalau ndak suka sebaiknya jangan diungkapkan, diam saja. Menghargai yang membawakan…

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itulah, menyebalkan kalo ketemu manusia sejenis itu, hedeh

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti