..mana ada garis sejarah yg sempurna, bahkan untuk yg #selintas saja...
- @cyraflame -
Gg. Kinanti, temaram selepas magrib, night rider hitam itu masih terparkir satu meter di depan gang yang lampunya baru saja nyala. Pengendaranya yang bermata cerah itu masih menunggu, tak lama, sampai terdengar langkah yang ritmenya sudah dihapalnya, dan selaliu berhasil mendebarkan rongga jantungnya.
"Yuk.." Seperti biasa, singkat saja. Konfirmasi atas janji yang sampai di telepon genggamnya sejak siang tadi, untunglah shiftnya berakhir tepat sore hari. Bumi menyerahkan kendali si hitam pada Air, sejenak kemudian melaju ke timur sesampai jalan besar langsung menuju perempatan kampus, kampus mereka.
Sesampai bunderan, tak jauh menuju selatan beberapa ratus meter, putar balik sebelum akhirnya parkir di barat jalan, sebuah bangunan bernuansa putih gading. Masuk ke dalamnya sambil mencari tempat duduk yang kosong.
Itu adalah kedai favorit mereka, yang jualan utamanya adalah cokelat. Pesanan mereka pun tak pernah berubah, selalu belgian coklat, hanya Air memilih panas sedang Bumi tak pernah tidak untuk memesan yang dingin.
"Mereka jadinya datang jam berapa", Bumi tiba-tiba bertanya.
"Mereka siapa?", yang ditanya balik bertanya.
"Lho, katanya kemarin.."
"Pada ndak jadi, katanya"
"Lho, trus ini kita cuma berdua aja gitu?"
"Pada ndak jadi, katanya"
"Lho, trus ini kita cuma berdua aja gitu?"
"Ya ndak apa-apa, kan?"
Satu jam limabelas menit, dengan obrolan seputar kuliah, kerjaan dan remeh temeh kawan-kawan yang satu aliran, yang dipertemukan lewat jalur tulisan-tulisan, tentang banyak hal, sampai pada suatu rencana, untuk marathon mengunjungi jejeran pantai di selatan, jauh dari kota.
"Jadi, beneran nih ke pantainya?"
"Iya.." Menunduk smabil senyum-senyum.
"Berdua saja?" Memandang untuk memastikan.
"Iya gimana nanti, soalnya temen-temen juga mau ikutan. Gapapa, kan?"
"Ya, ndak apa-apa, sih, eh habis ini ke utara, yuk.."
"Ya, ndak apa-apa, sih, eh habis ini ke utara, yuk.."
"Ngapain, aku pulangnya juga kan ke utara"
"Yaudah skalian aku anter pulang, tapi aku skalian ngambil motor, nanti aku ikutin dari belakang"
"Jejeran aja boleh, ga?" Mengatakan itu, sambil menundukkan wajahnya yang bersemu.
"Jejeran aja boleh, ga?" Mengatakan itu, sambil menundukkan wajahnya yang bersemu.
"Manut wae hehe yuk.."
Begitulah sebuah cerita di malam itu, cuma perjalanan singkat ke utara, sebelum mengarah ke barat, ke arah persawahan, mengantar gadis itu pulang, sebelum akhirnya Air berbalik arah ke selatan, rencananya untuk terus ke utara dibatalkan. Sepertinya sepanjang malam itu sudah cukup, masih ada beberapa hari lagi sebelum mewujudkan rencana ke selatan..
Komentar
Posting Komentar