..selamat pagi dari selintas kabut, embun dan secarik matahari.. *
sepotong kalimat itu terus saja membayanginya, susunan beberapa kata sederhana namun selalu saja berhasil membuat pagi hari terasa hangat dan penuh. Entah ditujukan bagi siapa frasa indah itu, tapi selalu saja seakan-akan itu hanya untuk dirinya, untuk sejenak waktu yang pernah dinikmatinya bersama, pada suatu ketika ..
/
Godean, pagi itu baru sedang dimulai, tapi seperti akrab dengan langit siang yang lebih dari sekedar hangat. Di sebuah bangunan utara jalan utama, di depan salahsatu deretan komputer, seorang lelaki sedang menghentikan kesibukannya di keyboardnya, sementara kaleng soda di depannya sudah nyaris tandas.
Lalu bergegas ke meja kasir di dekat pintu masuk. Sambil sibuk merogoh kantong belakangnya, berucap sekenanya.
"Sodanya satu lagi."
"Dingin?" Selarik suara halus melempar tanya.
"Dingin?" Selarik suara halus melempar tanya.
Keningnya berkerut, dan saat mengangkat mukanya, tiba-tiba saja menemukan senyum yang tertahan menunggu jawabannya, pelan-pelan senyumnya turut terurai.
"Hey, bukannya tadi yang jaga.."
"Mas-mas?" Senyum itu semakin melebar..
"Jadi, dingin?"
"Eh, iya. Tentu.." Sambil mengangsurkan lembaran yang barusan diambil dari dompetnya.
"Sudah, itu saja?"
"Iya, itu dulu."
"Hey, bukannya tadi yang jaga.."
"Mas-mas?" Senyum itu semakin melebar..
"Jadi, dingin?"
"Eh, iya. Tentu.." Sambil mengangsurkan lembaran yang barusan diambil dari dompetnya.
"Sudah, itu saja?"
"Iya, itu dulu."
Kakinya kembali melangkah pelan, ke bilik sempit tempat komputernya tadi berada, tapi sejenak kemudian ia berbalik lagi, kembali menuju kasir..
"Ada yang ketinggalan?"
"Iya kelupaan.."
"Apa, ya?"
"Lupa bilang, kalau mata kamu bagus.."
Sehabis itu, dia kembali berbalik lagi, sementara kasir berbaju kotak-kotak merah hitam itu cuma bisa tertegun, mengulum senyum...
/
*dari tweet @cyraflame
Ini kisah nyata. Pasti.
BalasHapusLho. Kok jd memastikan #eh :))
Hapus