Langsung ke konten utama

#secarik

“Hey, tolong jadilah yang tidak pemaaf”* 

Sebaris kalimat itu, muncul setahun kemudian, setelah episode soda di sudut warung internet, di kota mereka yang beranjak dan semakin tua. Muncul begitu saja di kotak pesannya, begitu tiba-tiba tanpa sempat sadar untuk mencernanya. Wanitanya sering menyebut dirinya sendiri sebagai bumi, yang selalu ditutupi luruhan dedaunan beragam warna dan selalu berubah seiring musim. Menyamakan dirinya dengan segala macam kepasrahan atas apapun yang diberikan air yang sedang rajin turun dari langit. Sepotong nama yang akhirnya menjadi julukannya. 

Dan, mungkin memang sebaiknya tidaklah ada awalan, jika hanya akan dipungkasi dengan sebuah akhiran. Tapi manusia, selalu tidak akan pernah tahu jumlah tikungan dan jarak yang harus ditempuh, sampai akhirnya percaya bahwa semua sudah tercatat dan tak pernah menjadi sebuah nisbi. Sepenggal sore itu.. 
 /

Bukit Bintang. Sore pelan-pelan sebentar lagi menjelma menjadi gelap, bertukar waktu dengan malam tanpa tahu batas sebenarnya. Bumi masih menikmati ufuk barat, melemparkan pandangannya jauh-jauh, Air hanya memandangi wajah di sampingnya yang bersemburat keemasan, pantulan matahari yang enggan tenggelam di cakrawala. 

"Masih betah?" Pertanyaan singkatnya hanya dijawab dengan anggukan yang tak kalah singkat. Mereka berdua pun akhirnya tenggelam dalam diam. Diam yang tenang. Jemari Air tenang dan pelan mengusap puncak ombak rambut Bumi. Begitu saja, sampai sembilan menit berlalu. 

"Yuk, turun", Mata indah itu memberi isyarat. Itu artinya mengarah ke kota. Sedari pagi mereka berdua seakan menguasai ruas jalan dari kota sampai berujung ke pantai paling selatan. Menikmati muaian udara asin, mengakrabi serpihan pasir dan rayuan pecahan ombak. Menyembunyikan waktu dengan kaki yang terendam air laut yang hangat. 

Ajakan turun itu cuma dibalas dengan anggukan dan senyuman. 
 / 
 .bukankah artinya ini jadi sangat menakutkan?* 
..sebuah pesan lagi masuk. Air membacanya pelan-pelan. Memutuskan untuk membalasnya, dengan kalimat yang mungkin hanya mereka berdua yang memahaminya.. 
 / 

 *kembali, dari tweet @cyraflame

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti