Langsung ke konten utama

nekat membuat opini

.. sebenarnya, ini adalah masalah melunasi utang, tentu saja bukan literally utang duit.  Jadi ceritanya beberapa bulan yang lalu, mungkin sekitar satu tahun silam, saya pernah minta bantuan sebuah media untuk membuat publikasi tentang kegiatan di kantor.  Akhirnya saya yang memang ;pada dasarnya suka sok kenal dan sok akrab, akhirnya malah ngobrol dengan awak media tersebut di kantornya.

Ujug-ujug saya diminta untuk sesekali menulis untuk media online itu.  Saya pun semangat dan langsung mengiyakan.  Sampai waktu berlalu, hari demi hari sampai hitungan tahun haha akhirnya merasa kalau serasa ada utang itu ga enak euy.

Jadi aja saya nekat untuk nulis, dan kali ini diupayakan rada sistematis, sesekali diselipkan bahan rujukan biar terlihat rada serius, walau misi saya sedari awal adalah ingin membuat tulisan sesederhana mungkin, karena logika saya jikalau bisa menyederhanakan sesuatu itu artinya keren.

JIkalau kalian lagi selo, bisa lho diintip opini-opini saya di rubrik opini teras7.com itu, dan kalau ada kritik dan saran untuk perbaikan tulisan saya ya dipersilakan, saya masih dalam proses belajar soalnya 😅

Menulis dengan bahasa sederhana dan diusahakan tertata dan terstruktur itu ternyata rada susah euy, terbiasa gaya bahasa random dan belibet di blog, jadi kudu hati-hati lagi menyusun kata.

Dulu, saya inginnya nulis di kolom opini di koran cetak, tapi nantilah jikalau sudah pede mungkin saya coba sesekali mengirimkan tulisan saya ke redaksi mereka, doakan saja ya.

Komentar

  1. Balasan
    1. hehe makasih, lho. masih sambil belajar ini

      Hapus
  2. Sangat menyenangkan memiliki gaya penulisan seperti ini, bahkan menyenangkan untuk dibaca. Menurut saya, ini bukanlah sesuatu yang memalukan atau harus dihindari. Ada pembaca untuk setiap penulis!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti

jejak bubin Lantang

jika ditanya salah satu kota yang ingin saya datengin sejak berpuluh tahun yang lalu, jawaban saya pastilah: Bandar Lampung.  Tentu karena nama-nama sudut kota itu lekat di otak saya, gara-gara karya bubin Lantang itulah. dan saya, akhirnya menjejakkan kaki juga di tanah impian itu.  Sengaja dari penginepan, naik gojeg ke Jl. Manggis.  Itu kalo di serial Anak-anak Mama Alin adalah lokasi rumahnya Wulansari- ceweknya 'Ra. Sedangkan di novel Bila, itu adalah jalan tempat kediamannya Puji- ceweknya Fay. di Bila, malah jelas dibilangin nomer rumahnya: empatbelas, ya persis nomer rumah saya dulu di kampung.  Melihat plang nama jalan Manggis saja saya senang tak terkira.   Apalagi habis itu menemukan rumah bernomor 14.  Dan saya baru tau kalo itu rumah pegawai perusahaan kereta api.  Rumah tua memang, persis seperti yang digambarin di buku. Belum cukup senang saya, saat berjalan ke arah barat, ternyata ujung jalan bermuara ke Pasir Gintung! Tempat legendaris yang digambarkan sebaga