.. ketiga promotor disertasiku, orangnya sederhana semua, ini yang saya ingat tentang pak Nunuk, begitu beliau biasa dipanggil. Sosoknya selalu berhasil mengingatkan pada abah saya, tidak banyak bicara, tidak pernah menyusahkan mahasiswanya, fokus pada kerjaannya..
Yang lejen dari beliau adalah, henpon jadulnya yang cuma bisa untuk telpon dan sms, jadi sebuah keberuntungan saat sms atau telponmu kalau cepat dibalas beliau, dan saya salahseorang yang selalu mendapatkan keberuntungan itu. Itu dikarenakan beliau saat itu juga menjabat bagian kerjasama di kampus, selain tentu saja pengajar di tiga strata kuliah.
Satu kalimat yang masih saya ingat waktu menemui beliau untuk konsultasi disertasi saya: " kamu kemana saja?", tapi dengan wajah tetap tersenyum tipis dan lalu menerima begitu saja penelitian saya yang tertunda selesai selama bertahun-tahun. Begitu saja, tak pernah ada coretan yang berarti, pun waktu ujian, tak ada pertanyaan yang menyulitkan, beliau benar-benar menempatkan diri sebagai pembimbing yang membela mahasiswanya, walau tidak sefrontal pak Ris.
Setelah selesai ujian, saya bermaksud memberi beliau kenang-kenangan berupa hiasan dinding. Susah sekali menemukan informasi lokasi rumahnya. Setelah mendapatkan info, saya pun akhirnya biasa menemukan rumahnya yang rimbun dan nyempil di sebuah gang sempit di sekitar Jl. Magelang. Hal yang sepertinya tak masalah, karena beliau biasa naik motor ke kampus. Lulusan luar negeri seperti beliau euy.
Itu pun pas saya tidak berhasil menemui beliau di rumahnya, terpaksa nitip ke tetangga, yang bilang tak janji beliau bisa menerima pemberian itu. Duh, salut, pak.
Tidak seperti sebelumnya waktu S2 di Surabaya, memang. Dulu aku tau persis latar belakang dosen-dosen pembimbingku, bahkan latar belakang dosen-dosen pengajar lainnya pun aku cari tahu. Entahlah dengan promotor sendiri aku saat itu tidak begitu ngerti, selain promotor utamaku tentu saja- siapa yang tidak kenal pak Awang di kampus. Nanti selanjutnya saya akan bercerita tentang beliau.
Lain waktu, mungkin saya juga akan bercerita (lagi) tentang dua pembimbing tesisku waktu di surabaya. Juga mungkin nanti tentang kedua pembimbing skripsiku waktu kuliah di Banjarbaru. Juga tentang guru-guru lainnnya di sepanjang hidupku.
wow.. dosen yang langka.. enggan menerima hadiah dari mahasiswanya.. salut..
BalasHapusiya, mas. sederhananya mereka itu bener-bener panutan
Hapussenangnya dapat teladan dari dosen macam beliau-beliau ini. nanti jadi dosen ambil yang baik-baik ya bah.
BalasHapusbaiklah, wahai calon mahasiswi, smoga jg ntar dapet dosen pembimbing yg seperti beliau hehe
HapusSeneng banget baca seri tentang guru2 om warm ini :D
BalasHapusbikin adem :)
suwun bu guru, belum ada saya tambahin lg nih, mood naik turun kalo nulis payah haha
Hapus