Langsung ke konten utama

#40. Angery & Bingung

Sungguh saya kerepotan mengontrol diri sendiri saat marah.  Kesel tiap kali habis marah kudu menyesal dan kepikiran beberapa waktu.  Kenapa tidak seperti merilis monster saja, merusak dunia lalu pergi, lenyap hilang terbang, entahlah.

Saya asli pusing sekali. Perlu waktu lama lagi untuk menormalkan diri.  Saya perlu menyendiri lagi.  Sebentar saja, lari pergi.

--postingan awalnya itu aja, sih sebenernya. tapi mau saya tambahin--

6 april 2021. 10.46 pm

Setelah membaca buku tentang manajemen pelayanan publik, materi yang saya bawakan semester ini.  Akhirnya mendapat sedikit pencerahan, sekaligus membuat saya bingung.  Peraturan yang dijadikan dasar untuk pelayanan di negeri ini ternyata membingungkan dan menyesatkan.

Wong definisi ruang lingkup pelayanan saja tidak begitu jelas dan terang.  Jadi memang kudu rajin mencermati dan membandingkan antara teori, aturan, dan praktek di lapangan.

Kata publik sendiri seakan-akan cuma hiasan, toh masyarakat banyak yang tidak sepenuhnya paham hak-hak mereka (termasuk saya).  Negara ini sebenernya melindungi & melayani rakyatnya atau sebaliknya jadi rancu.  Aturan-aturan yang dibuat alih-alih mempermudah dan menjelaskan, justru banyak yang mempersulit dan membingungkan.

Trus gimana saya kudu menjabarkan hubungan antara tiga hal utama tersebut, coba?

Misalnya karakteristik pelayanan publik (public services) itu sendiri kan barang & jasa. Public goods and service it self.  Lha, di aturan ujug-ujug ditambahin pelayanan administratif, ha kui kan sudah termasuk service toh.  Piye toh.  Apa logikaku yang njempalik?. Wesmbuh. 

Definisi awal saja sudah bikin bingung saja.  Gimana ntar ngejelasin soal eksekusinya.  Tapi sepertinya justru bagian itu yang menarik.  Ya smoga saja bisa tercerahkan dan mendapat benang merahnya.

Tapi kudu belajar tentang teori public goods lagi, hedeuh mumet.  Mugo-mugo iso nyederhanake sesuk wes.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti