Langsung ke konten utama

#26. #BulanFilmNasional

.. sebenernya ini sih, kumpulan twit yg mana iseng apdet tiap hari sesuai tema. jadi saya salin (dan mungkin saya tambahin dikit) di sini, tentang film-film Indonesia yang tiap harinya mengacu pada gambar di bawah ini, itu dari akun tuiternya @cinemalinea.


itu karena taunya juga baru hari ke empat dari tuiternya @oelpha maka dirapel dikit, dan postingan ini mungkin juga bakal diapdet tiap hari, sesuatu apdetan di tuiter (kalo rajin). Jadi beginilah.

1. Film terakhir ditonton. Bebas Aturan Main - Warkop.. tapi belum kelar-kelar, kalo yg terakhir ditonton sampai kelar rasanya Dear Nathan.

dan setelah saya cek lagi di netflix, eh apa di disney hotstar+ ya, ada film warkop lain yang saya tonton, tapi yaudahlah, anggap sahaja judul di atas yg bener.

---

2. Judul berdasarkan inisial. Saya ingetnya film superhero lokal lama, yang jagoannya kudu niup kalung berbentuk kupu-kupu gede biar berubah. Itulah Rama Superman Indonesia

padahal saya baru teringat akan judul film yang bener-bener sesuai dengan inisial saya, yaitu Raja Dangdut (Rd), film jadulnya bang Rhoma tentu sahaja. Tp keburu apdet judul film superhero ajaib itu, ya gpp deh.

---

3. Drama favorit. sepertinya Ketika Cinta Bertasbih 2, saya suka alurnya, tidak jauh berbeda dengan bukunya soalnya.

Saya paling suka adegan kala Azzam nyetir truk trus mampir ke rumahnya KH. Luthfi, trus tentu saja saat Azzam diminta pak Kyai menikahi putri tunggalnya. Memang jauh lebih dramatis penggambaran di bukunya, tapi di film cukup mewakili. Ohya, satu lagi, adegan saat Azzam diminta pak Kyai menggantikan beliau memberikan pengajian di masjid.

---

4. Horror. Genre film yg tidak begitu saya suka, ngaget-ngagetin aja hedeh. Tapi ada satu film horror yg saya seneng sampe dulu beli CD film aslinya. Itulah Jelangkung.

Rasanya film ini pencahayaannya keren, dan yang bikin saya yang ga suka genre horror mau nonton film ini karena setannya tidak begitu jelas penampakannya, dan rasanya ga gitu ngagetin, jadi ya bolehlah.

---

5. action ini sih yg keren Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.

Ga kebayang kalo yang bakal meranin Wiro Sableng di film adalah putra penulis bukunya. Dan karakternya bener-bener pas untuk mewakili tokoh di bukunya, euy. Tadinya saya mau mengajukan Gundala di tema ini, tapi saya kurang suka sama alur ceritanya yang rada absurd, terutama soal beras yang disusupin entah apalah itu lupa. Trus terlalu dramatis pas penggambaran soal wakil rakyat dan tokoh antagonisnya. Mbuh wes

---

6. Komedi Novelnya sih bilang ini komedi, walau banyak unsur dramanya. Gpp, saya kepikirannya ya film Jomblo, yg asli tentunya, bukan yg remake asal-asalan itu.

Novelnya kan tentang komedi romantis, walau mungkin kadarnya 50-50, tapi tetep aja penggambarannya sudah cukup mewakili novelnya. Malah ada yang lebih bagus, itu tentang penggambaran tokoh yang menyebalkan bernama Muladi hehe

---

7. Romantis. AADC, walau di bbrp bagian rada2 absurd menurut saya, tp itu film terkeren di jamannya. Skarang jg masih bagus utk ditonton sih.

Romannya Cinta & Rangga di film ini bener-bener beda sih ya. Ceweknya pinter dan (semacam) haus perhatian, sementara cowoknya rada keras kepala dan gaya mikirnya kadang aneh, cuek dengan sekeliling. Jadinya perpaduan yang menarik.

---

8. sutradara mas Hanung. Gara2 liat film Jomblo jg.

Iya, Hanung bagus menggambarkan novel Jomblo ke film, sementara film lainnya yang suka adalah Catatan Akhir Sekolah yang keren itu. Juga Perahu Kertas yang novelnya juga saya suka.

---

9. soundtrack favorit tentu saja film bang Rhoma yg berjudul Melody Cinta. Lagu2nya bagus di film itu, terutama lagu yg dijadikan judul filmnya, favorit saya.

Ini lagu-lagu di film ini rasanya nyaris semuanya bagus, benar-benar bagian dari film itu sendiri. Lagu lainnya yang saya suka di film ini adalah saat Rhoma baru sadar dari amnesianya, trus nelpon Ricca sambil nyanyi pake telpon pinjeman di KPH hehe

--

10. dokumenter favorit saya adalah ttg Kasepuhan Ciptagelar. Keren sekali kampung itu, salahsatu tempat yg ingin saya datengin.

Nonton dokumenter ini pertamakali di televisi, lupa di chanel apa, tapi kisah kemandirian kampung Kasepuhan itu bener-bener menarik. Suatu saat mungkin bakal saya kunjungin, selain kampung Baduy yang juga salahsatu destinasi impian entah sejak kapan.

Komentar

  1. Wah saya suka banget JOMBLO dan CAS, mas 😂

    Kocak parah filmnya, mana waktu itu C.Sugiono terlihat masih sangat muda. Wk. Jadi ingin menonton ulang, menurut saya dua film itu tetap keren meski sudah cukup tua usianya 😆

    Kalau AADC, well, sepertinya hampir semua orang suka, sebab termasuk film-film awal ketika dunia perfilman Indonesia kembali bergerilya, tentunya after Petualangan Sherina 🤣

    Eniho, kunjungan balik mas, salam kenal 🥳

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, terimakasih sudah dikunjungi. dan ditunggu selalu tulisan2nya di blog

      Jomblo itu sdh keren dari novelnya, dan memang up to date nggambarin situasi anak kuliahan hehe

      Hapus
  2. Challenge yang susah ini karena aku kalo nonton film itu mood-moodan dan random banget hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini jg seru2an jg kok mas, saya jd suka random kalo nonton hehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti

jejak bubin Lantang

jika ditanya salah satu kota yang ingin saya datengin sejak berpuluh tahun yang lalu, jawaban saya pastilah: Bandar Lampung.  Tentu karena nama-nama sudut kota itu lekat di otak saya, gara-gara karya bubin Lantang itulah. dan saya, akhirnya menjejakkan kaki juga di tanah impian itu.  Sengaja dari penginepan, naik gojeg ke Jl. Manggis.  Itu kalo di serial Anak-anak Mama Alin adalah lokasi rumahnya Wulansari- ceweknya 'Ra. Sedangkan di novel Bila, itu adalah jalan tempat kediamannya Puji- ceweknya Fay. di Bila, malah jelas dibilangin nomer rumahnya: empatbelas, ya persis nomer rumah saya dulu di kampung.  Melihat plang nama jalan Manggis saja saya senang tak terkira.   Apalagi habis itu menemukan rumah bernomor 14.  Dan saya baru tau kalo itu rumah pegawai perusahaan kereta api.  Rumah tua memang, persis seperti yang digambarin di buku. Belum cukup senang saya, saat berjalan ke arah barat, ternyata ujung jalan bermuara ke Pasir Gintung! Tempat legendaris yang digambarkan sebaga