Langsung ke konten utama

#15 Where I would go if I could run away

Pas sekilas membaca pilihan judul ini, ingatan saya melesat ke akhir tahun 2016.  Saat otak buntu di Jogja, orang kantor terus nanyain kepan kelar, sementara beasiswa sudah distop dua tahun yang lalu.  Kampus juga tak kalah bikin panik, nanyain progres disertasi sampai mana.  

Belum cukup sampai di situ, orang kantor tiba-tiba datang, biasalah monitoring, tapi toh tak sempat bertemu karena waktu itu saya lagi dalam perjalanan pulang naik motor dari Bogor ke Jogja.  Sebenarnya yang bikin kesel adalah perubahan peraturan tentang tugas belajar, bahwa jikalau studi gagal, dengan alasan apapun, terkecuali mati, harus mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan oleh kantor.  Ini kebijakan baru yang aneh.  Soalnya sebelumnya, tak ada pasal itu, terkecuali yang bersangkutan mengundurkan diri sendiri tanpa alasan yang jelas.  Tapi jikalau sudah berusaha sekuat tenaga kuliah dan terpaksa drop out karena terkait deadline misalnya, maka tak ada kewajiban untuk itu.

Bayangkan aja, kepikiran harus mengembalikan ratusan juta, sementara di sisi lain juga berusaha untuk keluar dari bayang-bayang setan bernama DO.  Saya pun diam-diam memikirkan sebuah jalan alternatif, yaitu menghilang dari dunia ramai, walaupun jelas susah untuk melarikan diri kemana-mana di jaman dimana berita sekecil apapun sangat mudah tersebar.

Saya kepikiran untuk kabur ke pedalaman, pedalaman mana saja, sekilas terpikirkan untuk melarikan diri ke daerah timur negeri ini, mungkin ke Sulawesi, atau malah ke kampung seperti Ciptagelar di Sukabumi. Sementara nanti untuk hidup entahlah, saya mikir akan menggunakan otak dan tenaga saya semaksimal mungkin untuk survive.  Yang jelas memutuskan untuk menyepi dan putus kontak dengan dunia yang dikenal semua orang. 

Jadi, begitulah.  Saya pernah ingin kabur dari keramaian. Walaupun akhirnya ternyata, malah menuliskan bayangan dan rencana absurd beberapa tahun yang lalu itu.

Sekarang sih, seringnya kabur secara virtual aja kalo membosan, mengubah nomoer whatsapp, menonaktifkan sosial media, ya paling sesekali menengok blog ini. Demikianlah..

do you need some time all alone, everybody needs some time on their own, don't you know you need some time all alone / G n' R /


Komentar

  1. Sabtu pagi ini hujan deras di sini dan saya terkejut membaca post ini soalnya selama ini saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang melarikan diri dari sesuatu, tapi nyatanya saya sering melarikan diri secara virtual juga 😅 Terima kasih banyak, pak. October Rain ini juga memang sesuatu 🙃

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe ya begitulah. kian hari rasanya kian sering pengen menghilang sesekali, ya jadinya kerapkali. Dan oktober tahun ini sepertinya.. entahlah hehe

      Hapus
  2. Hahahaha... Baru baca ini. Dulu malah pernah mikir, klo sampe dipenjara krn ga mampu ngembaliin biaya beasiswa, saya mau ngapain aja ya dipenjara 😅😅😅🤣🤣

    Malah ga kepikiran mau escape kemana, justru malah mikirnya, duh harus dipenjara berapa lama ya gara2 gamampu bayar duit beasiswa 🤣🤣🤣🤣

    Itulah kenapa saya trauma sekali dg beasiswa 😅😅😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. peraturan yg baru di kabupaten saya ttg beasiswa kui emang njelehi & nyebahi tenan og. Wong kudune kalo berusaha semaksimal mungkin & beneran kuliah tp DO gara2 batasan waktu ya kudune ga wajib mbalikin, dimana2 aturane ya gitu.

      Tp ya gitu yg bikin kebijakan ngeselin, sialnya peraturan gitu muncul pas saya sedang di tahap kritis.

      dan iya, saya jg trauma jg haha kzl

      Hapus
  3. wah saya jadi terpancing mau ngirim email berisi curhatan nih hahaha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti