Langsung ke konten utama

Pantai yang Sunyi

Iseng, ingin ke pantai, tapi yang tak banyak orang.  Kebetulan beberapa waktu yang lalu gugling dan menemukan nama pantai yang tampaknya tak pernah dijamah 'turis'.  Namanya Pantai Bawah Layung, setelah ditelusuri itu sebenarnya nama desa di daerah selatan, masuk Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut.  

Menjelang tengah hari sampai di desa yang dituju, tapi tampaknya pantai yang dimaksud harus didatangi dengan berjalan kaki dari pinggir jalan aspal.  Agak ragu-ragu untuk singgah, walau sudah jelas kalau di sisi kanan jalan menunjukan adanya pantai beberapa meter dari jalan, dan melihat ada beberapa jalan setapak yang mengarah ke situ.

Akhirnya mampir di ladang cabe, nanya sama petani, katanya ada pantai di ujung jalan aspal, namanya Pantai Sungai Bakau, itu pun sebenarnya nama sebuah desa.  Mengobati rasa penasaran akhirnya jalan aspal yang cuma bisa dilewati satu mobil itu pun di ikutin sampai ujung, dan benar saja, ada di situ ada jembatan yang mengarah langsung ke pantai.  Kebetulan ada warung, jadi skalian nitip parkir.  Lalu berjalan menuju wilayah pantai yang sekitarnya tak ada pohon, jadi benar-benar hot-hot potato.  Pwanas.  Tempat parkir beberapa perahu, berlumpur, tapi menarik karena sepi.  Cuma ada saya dan ketiga anak-anak yang tak peduli panas tetap jalan-jalan nyaris setengah jam.


Menariknya ada banyak bangkai kerang berserakan, dan banyak karena toh sepertinya tak ada yang peduli dengan keberadaannya.  Menurut empunya warung di pinggir jalan itu, pantai itu adalah titik tempat orang memahat, ternyata mahat itu nama sejenis kerang gitu.  Jadi memahat ya memanen kerang gitu dah menurut penangkapan saya.  Oh iya, pantai Sungai Bakung ini belum ada di gmaps, akhirnya tadi saya tandain, tapi masih belum diapprove sih.

Dari situ, memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke pantai yang berjarak sekitar 6 km dari situ, Pantai Tabanio namanya, kalau ini sih sepertinya lumayan rame walau tak serame pantai lainnya, dan sudah ada titiknya di gmaps.  Sesampai di situ, bener saja, ada beberapa mobil parkir, entah ada acara apa.  Anak-anak langsung menuju pinggir pantai, saya santai sahaja di pohon.  Sebentar saja di situ, mungkin tak sampai setengah jam.  Anak-anak juga ga mau diajak makan di warung yang ada di sekitar pantai, sementara saya pun masih was-was makan di tempat umum gitu.  Akhirnya memutuskan pulang sahaja.

Sebenarnya ke pantai ini juga dalam rangka semcam survei kecil-kecilan untuk destinasi sepedaan di hari sabtu, masih mengumpulkan niat, lumayan juga kalo misalnya kesiangan pulangnya euy.  Sementara jarak dari rumah ke pantai sekitar 50 km lebih di peta. Artinya 100 km lebih pulang pergi.  Yaa mari liat besok hari, apakah niat beneran terkumpul bulet-bulet.


Komentar

  1. ah, menyenangkannya ke pantai yang masih sepi dan belum ada pengunjungnyaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya soalnya pantai berlumpur, pantai di ujung kampung, bagi saya sih keren, karena yaitulah asik untuk menyepi, mungkin suatu saat saya akan kembali lagi ke situ

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti