Langsung ke konten utama

madre yang mati

ini sebenarnya adalah kejadian yang kedua, setelah beberapa tahun silam pernah gagal bikin starter sendiri.  dulu sih bikinnya dari kismis alias anggur kering, kejadinnya mirip, tak lagi memperlihatkan lagi tanda-tanda kehidupan setelah beberapa hari sebelumnya terlihat sehat walafiat.

dulu aku masih bisa tak peduli, ya mungkin ada yang salah entah dimana, lalu menghentikan prosesnya dan tak pernah mencoba membuatnya lagi.

tapi kali ini bener-bener bikin penasaran, ragi alami itu mampus di hari kelima, bayangkan, capek-capek melihatnya hidup dan menunggunya nyaris seminggu, harusnya dua hari lagi sudah kuat untuk dijadikan starter alami. 

saya mengingat-ingat salahnya dimana, kemungkinan:

  1. gara-gara ganti toples kaca sampai dua kali.
  2. salah metode, karena setelah saya gugling malah bikin mumet, kebanyakan metode yang disampaikan, terutama terkain feeding.
  3. perubahan tepung yang digunakan
  4. tidak melakukan discarding.
kenapa saya jadi makin penasaran, karena sampai kemarin masih baik-baik saja, walau terlihat sedikit sekarat karena ada endapan yang terlihat, sementara aroma asamnya tercium beda, enak.  ga kebayang kalo sudah jadi roti, duh.

lebih-lebih sourdough itu dimana-mana memiliki ciri khasnya masing-masing, beda tempat beda karakter, keren sekali jenis biang ini.  apalagi sebenernya bahan bikinnya pun sangat simpel, cuma tepung sama air doang.  cuma memang perlu kesabaran lebih, belum nanti kalo sudah jadi dan memasuki proses pembuatan rotinya, konon begitu.

sudahlah, saya bikin lagi, dua macam berat awal dan dua macam toples.  toples kecil berisi rasio air:tepung 25:25 gram, sementara toples gede rasionnya 50:50 gram. mari kita liat proses selanjutnya.


Komentar

  1. sering liat sourdough tapi belum tertarik nyoba.. ��

    BalasHapus
  2. @Zam
    sementara starternya setengah berhasil, sepertinya hidup hasil percobaan kedua, tp entahlah kok ngembangnya ga tumpah-tumpah kaya yang aku liat2 di postingan orang2, entah kali ini salahnya dimana. nanti deh dicoba bikin roti, mudahan jadi. sementara aku simpen di kulkas setelah proses 7 hari itu hehe

    BalasHapus
  3. Serasa baca novel Madre nya Dewi Lestari :))

    BalasHapus
  4. @Galih
    beda jauh, mas haha
    saya ga ngerti sebenernya sukses beneran apa ngga itu bakteri hidup, blm saya coba jd roti hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti