Langsung ke konten utama

terlalu tua untuk patah hati

patah hati terjadi karena apa yang dipikirkan tidak sesuai dengan kenyataan. itulah kenyataannya.  apa yang ada dalam otakku tidak sesuai dengan apa yang aku lihat dengan mataku. ini adalah tentang sistem kerjaan yang sekarang aku hadapi, berkali-kali kecewa ternyata membentuk ketidakpedulian, sedikit aroma kebencian dan kelakuan buruk saat kenghadapi masalah: melarikan diri dan pikiranku menyendiri.

sampai tadi pagi, tiba-tiba pikiranku ngobrol sendiri, berkata mungkin sedikit tidak adil bagi orang lain, yang terpaksa ikut merasakan efek dari kepatah-hatian itu.  walaupun masih ada sedikit denial.  nyatanya aku juga membuat pembenaran atas kesalahanku sendiri, ditambah cara komunikasi diriku yang jelek, yang juga kerap menjadi sumber masalah.

baiklah, one more day,  besok deh aku keluar dari pelarian ini, mencoba berpikir lebih baik lagi. dan memang rasanya sudah terlalu tua untuk meresapi sesuatu yang bernama patah hati, atau jangan-jangan itu gara-gara nyatanya selama ini tak pernah merasakan benar-benar makna dari patah hati tersebut?

nyatanya, patah hati dengan sistem itu: nyebahi dan nggapleki. 

sebenarnya, aku ingin lebih berani seperti saat dulu, dengan mata tak peduli menatap (mantan) bosku seraya berucap: sebenernya bapak pengennya gimana, sih?

ya, sesederhana itu aku dulu, tak punya takut sama sekali. dan nyatanya urusan kelar dengan satu pertanyaan tersebut.

Komentar

  1. Nggapleki banget kalau begitu. Tapi kadang sistem justru jadi kambing hitam untuk mempertahankan status quo. Jingfay memang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah, bung. atau jangan2 ini gara2 saya yg kebanyakan mikir doang ya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

tentang Nuran, penulis yang mencoba bengal namun gagal

..."Aku pake topi bergambar macan.."  Demikian isi pesan pendek yang masuk ke telepon genggam jadul saya. Waktu itu adalah acara meet and greet Pidi Baiq di Togamas Gejayan. Akhirnya saya bisa bertemu & bersalaman dengan blogger yang -maaf- baru-baru saja saya kenal waktu itu namun langsung membuat terpikat dengan tulisan-tulisannya. Apalagi beberapa tulisannya menguak lugas berbagai sisi Guns n' Roses, band rock n' roll peringkat satu dalam hidup saya. Itulah Nuran, pemuda bertubuh sehat jebolan Tegalboto. Belakangan saya baru nyadar kalau saya berkenalan dengan wartawan majalah musik ternama. Pantas saja tulisan-tulisannya beralur rapi, batin saya. Beberapa jeda kemudian, saya sempat nengok kontrakannya di Condongcatur. Kenalan dengan peliharaanya yang bertitel Oz. Berkesempatan melihat-lihat sebagian koleksi bacaannya yang.. tampaknya terlalu berat untuk otak saya. Ohiya, waktu itu seorang Nuran masih berstatus maha