22 tahun sudah berlalu kawan.
pertamakali menyeberang lautan ke Jawa Dwipa, menjejak tanah dan pengalaman baru. Menghirup udara yang belum pernah kita rasakan. Melihat hirukpikuk yang sebelumnya cuma bisa dilihat dari layar televisi dan terbaca di lembaran koran.
Praktek hutan tanaman yang tak sampai dua minggu, untuk dilanjutkan , dengan urusan masing-masing. Aku sendiri ke arah barat, naik Kertajaya, atau Kereta Gaya Baru, persisnya lupa. Menuju ibukota dari Lempuyangan, menikmati kereta api ekonomi tak lelah, sampai di ujung rel: stasiun Jakarta Kota. Cukup sebentar untuk kemudian berganti kereta listrik, KRL dengan tiket seharga sembilan ratus perak. Menuju kota hujan, kota yang aku impikan sejak lama untuk di datangi, untuk menemui dirinya, dirimu.
(bersambung kapan2)
pertamakali menyeberang lautan ke Jawa Dwipa, menjejak tanah dan pengalaman baru. Menghirup udara yang belum pernah kita rasakan. Melihat hirukpikuk yang sebelumnya cuma bisa dilihat dari layar televisi dan terbaca di lembaran koran.
Praktek hutan tanaman yang tak sampai dua minggu, untuk dilanjutkan , dengan urusan masing-masing. Aku sendiri ke arah barat, naik Kertajaya, atau Kereta Gaya Baru, persisnya lupa. Menuju ibukota dari Lempuyangan, menikmati kereta api ekonomi tak lelah, sampai di ujung rel: stasiun Jakarta Kota. Cukup sebentar untuk kemudian berganti kereta listrik, KRL dengan tiket seharga sembilan ratus perak. Menuju kota hujan, kota yang aku impikan sejak lama untuk di datangi, untuk menemui dirinya, dirimu.
(bersambung kapan2)
Komentar
Posting Komentar