paling tidak tiga kali aku mara-mara hari ini, bukan hal yang baik memang, tapi di saat aku ingin tenang dan tak ingin ada masalah justru ada saja yang memantik esmosy. Aku menyebalkan memang. Entahlah.
Barusan, memutuskan memblok seorang anggota keluarga di akun fb, cuma gara-gara sepele. Okelah biasanya suka becanda gak jelas, komentar tak jelas. Tapi barusan, dia ngasih komentar di kolom komentar seorang kawan, alihalih bikin komentar sendiri. Masalahnya bukan disitu, apa ya, temanku berkomentar dalam bahasa Jawa, dan keluarga saya itu berkomentar ga jelas- seakan-akan menanggapi, tapii ngenyek. Lah, kok kurang ajar.
Kemarin, di kantor, yang bikin esmosi sih temen satu ruangan. Jelas-jelas aku bermaklumat kalau di dalam ruangan jangan merokok, lah diam-diam menghembuskan asap, walau bukan dari sebatang rokok biasa- tapi dari vapor, tetap saja ngenyek. Kurang ajar sekali. Nantilah aku kasih ultimatum pilihan terakhir kalau memang niat kerja sambil main asap: dia atau saya yang keluar dari ruangan. Asemik.
Apalagi, ada yang mau main-main dengan sikapku terhadap kerjaan. Ini bener-bener tak habis pikir, dipikir kerjaan ini semata-mata cuma masalah duit dan menghamba pada dewa apa.
Belum lagi, anak-anak sekolah numpang magang di komplek yang berani main-main, sedikit menyesal mengeluarkan kata-kata kotor di hadapan mereka, tapi kurangajar keterlaluan juga.
Ada apa sih bulan ini nih? aku jadi kesel sama diriku sendiri.
Prek.
Barusan, memutuskan memblok seorang anggota keluarga di akun fb, cuma gara-gara sepele. Okelah biasanya suka becanda gak jelas, komentar tak jelas. Tapi barusan, dia ngasih komentar di kolom komentar seorang kawan, alihalih bikin komentar sendiri. Masalahnya bukan disitu, apa ya, temanku berkomentar dalam bahasa Jawa, dan keluarga saya itu berkomentar ga jelas- seakan-akan menanggapi, tapii ngenyek. Lah, kok kurang ajar.
Kemarin, di kantor, yang bikin esmosi sih temen satu ruangan. Jelas-jelas aku bermaklumat kalau di dalam ruangan jangan merokok, lah diam-diam menghembuskan asap, walau bukan dari sebatang rokok biasa- tapi dari vapor, tetap saja ngenyek. Kurang ajar sekali. Nantilah aku kasih ultimatum pilihan terakhir kalau memang niat kerja sambil main asap: dia atau saya yang keluar dari ruangan. Asemik.
Apalagi, ada yang mau main-main dengan sikapku terhadap kerjaan. Ini bener-bener tak habis pikir, dipikir kerjaan ini semata-mata cuma masalah duit dan menghamba pada dewa apa.
Belum lagi, anak-anak sekolah numpang magang di komplek yang berani main-main, sedikit menyesal mengeluarkan kata-kata kotor di hadapan mereka, tapi kurangajar keterlaluan juga.
Ada apa sih bulan ini nih? aku jadi kesel sama diriku sendiri.
Prek.
Komentar
Posting Komentar