Langsung ke konten utama

dari Jogja ke bandara Adi Sumarmo Solo

..garagara tiket dari Jogja ke kampung sekarang tidak semurah dulu, akhirnya nyari alternatif lain, yaitu via Solo.  Masalahnya, bandara Adi Sumarmo yang padahal masuk wilayah Boyolali itu, letaknya agak jauh dari jalan raya, gugling mencari cara termudah dan termurah menuju bandara itu pun tak begitu memuaskan.

Kemarin, akhirnya saya coba-coba naik kereta Pramex dari Jogja, harga tiketnya sekarang Rp. 8000,-.  Setelah melihat peta, saya memutuskan untuk turun di stasiun Purwosari yang posisinya strategis karena dekat dengan Jl. Slamet Riyadi, jalan utama di kota Solo.

Ternyata tepat di depan stasiun ada halte Batik Solo Trans, bis semacam Trans Jogja, bedanya bayar ongkosnya di dalam bis, tidak di halte seperti di trans Jogja.  Dari halte ke bandara ongkosnya cuma Rp. 20.000,-.  Rasanya ini alternatif termurah menuju bandara Adi Sumarmo, kalau naik ojek online dari situ saat saya cek ongkosnya sekitar 30 ribu, terkecuali punya saldo top up, ada diskon sehingga tarifnya sekitar 20 ribu juga.

Kekurangannya mungkin cuma harus bersabar menunggu Batik Solo Trans yang bertanda Koridor 1, tapi pengalaman kemarin nunggunya nggak sampai setengah jam juga.

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. eh, sepertinya alternatif menarik nih kalo mau ke Yogya bisa via Solo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, informasi ttg angkutan menuju bandaranya itu yg dari kemarin memang agak terbatas, untungnya ujicoba saya kmaren berhasil hehe

      Hapus
  3. ....Saya yang warga kota eks-Karesidenan Surakarta by KTP saja justru belum pernah masuk ke bandara Adi Sumarmo. Wakakaka :))))))))))))))

    BalasHapus
  4. Aduh! Dirimu Juli ini udah ke Jogja Om? Aku mau ngomong je

    BalasHapus
    Balasan
    1. cuma bentaran je mas, lha kan iso ngobrol via wa, sms or imel ngunu hehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa ...

Review Sepatu Brodo Active Krakatau

Bikin review singkat gini, gara-gara sejak rilis awal Agustus tadi, sampai sekarang belum ada yang ngebahas tentang produk sepatu lari lokal ini. Heran.   Bahkan produsennya sendiri ga ada bikin reviewnya sama-sekali.  Makin heran. Karena aku ga bisa bikin vlog, padahal maunya gitu kaya orang-orang;  Maka bikin review singkat di sini aja deh. Aku termasuk penggemar produk sepatu dari Brodo.  Dulunya suka sama produk sepatu kulitnya, terutama seri Signore.  Sepatunya rapi, sederhana dan nyaman dipakai.  Tapi seri terakhirnya terasa kurang menyenangkan, kulitnya tak sebagus produk awalnya.  Beda dan kurang pas di kaki. Sampai akhirnya membeli Brodo seri Active. Active Sprint namanya. Full black.  Bagus ini, dipakai sehari-hari, untuk jalan bahkan untuk lari pun cukup nyaman. Lalu saat mulai menyukai olahraga lari, membeli seri Active Inizio. Ini lebih nyaman daripada Sprint.  Menariknya juga nyaman dipakai untuk sehari-hari, jalan kaki maupun l...

berlari untuk apa?

. ada kawan yang menyempatkan berlari setiap hari sedari entah berapa tahun silam, ada juga kawan yang punya target berlari 100 km per bulan.  awalnya aku mencoba berlari setiap hari, walau biasanya hanya di kisaran 3 km saja.  lama-lama, tentu saja ku yang cukup pemalas ini akhirnya hanya mampu bertahan 'kup rajin' selama kurleb sebulan dan akhirnya tergoda untuk rehat sehari dengan alasan masuk angin campur sakit kepala. aku ambil tengahnya saja lah, target 100 km sebulan tampaknya tak terlalu berat sekarang, setelah menelan beberapa teori tentang berlari dan memperbaiki form berlari dengan cara sesekali lari pakai sendal barefoot.   Tentu saja aku masih pula bersepeda sesekali, seperti hari ini, saat anak-anak sudah menyelesaikan minggu ujiannya, jadinya tak ada yang perlu diantar pagi-pagi hari. anehnya ya, sejak cukup intens berlari, napsu makanku malah bertambah, suka laporan, jadi aja malah naik sekitar 3 kiloan dibanding sebelum rajin pelarian, warbyasa sekali sem...