Langsung ke konten utama

tentang Menengok ke Belakang

..beberapa kali membuka situs facebook, biasanya pertamakali membuka tiap harinya, di paling atas akan disodori kenangan-kenangan masa lalu alias memories..

seringkali hal itu membuat saya penasaran, apa sih yang terjadi pada hari ini saat setahun, dua, tiga, empat, lima, enam bahkan tujuh tahun yang lalu..

seperti tanggal hari ini, ternyata setahun yang lalu adalah hari minggu, yang saya jalani seperti biasanya: bersepeda ke Pakem, dan rasanya saya itu saya masih di kontrakan yang lama.

empat tahun yang lalu, saya malah lagi nonton tipi, nonton acara YM yang ngga ada lagi itu, dan asik nonton berita.  Skarang boro-boro, selain tiada tipi, berita-berita sekarang sepertinya menyebalkan dan lebih baik dibiarkan dan tak usah didengarkan saja..

enam tahun yang lalu, entah kenapa saya berpikir random ingin membuat circle crop, sepertinya waktu sedang heboh ada fenomena gituan di Jogja..

Saya jadi ingin lebih mengingat-ingat tahun-tahun yang lebih lama lagi, let's see..

Nah saya ingetnya justru bulan Februari-Maret 1997, haha sudah duapuluh tahun berlalu, itu pertama kali saya menginjakan kaki di pulau Jawa, menghirup udara Jogja, naik kapal laut, naik kereta api, naik bis kota, dan tahun itu pula genap setahun saya diterima bekerja dan mendapatkan gaji yang bulan itu dikirimkan seorang kawan via wesel untuk bekal perjalanan saya ke Bogor, sebelum sempat melewati ibukota dan terkagum-kagum di pagi hari saat bisa melihat langsung Monas walau cuma lewat jendela KRL yang masih ada versi ekonominya. 

Lalu tiba-tiba mengingat-ingat saya yang 24 tahun yang lalu.  Tahun 1993 adalah masa-masa transisi alias nganggur habis lulus sekolah sampai dinyatakan lulus UMPTN bulan Juni dan masuk kuliah di bulan September.  Honey yang waktu itu saya panggil 'neng masih sekolah, dan jarang ketemu dan komunikasi cuma lewat surat-suratan yang selalu saya tunggu di kotak surat di Malvinas Camp, kos-kosan saya waktu masih punya ruang tamu sebelum semena-mena akhirnya dirombak dan dibikin kamar sama ibu kos.

Sementara tiga tahun yang lalu, adalah kenangan yang campur aduk.  Saya akhirnya ditinggalkan sendirian di Jogja, karena honey sudah kelar sekolahnya, dan tak lama si bungsu lahir.  Wah sudah tiga bulan lebih saya tak bertemu kalian, saya jadi rindu..

Yaa begitu saja, pikiran-pikiran yang berkelebatan sepagi ini, mari sekarang ke kampus, hari ini katanya ada yang seminar hasil penelitian, lumayan kan dapet snack kotak hahaha

Komentar

  1. Goblinnya??? #eaaa #masihsalahrespon

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru sampe eps 2, ntar dilanjutin lg sebulan kemudian #tetepdibalesin 😶

      Hapus
  2. Wah, nggak ketemu keluarga 3 bulan lebih apa rasanya ya? Jadi inget zaman LDR dulu :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti

jejak bubin Lantang

jika ditanya salah satu kota yang ingin saya datengin sejak berpuluh tahun yang lalu, jawaban saya pastilah: Bandar Lampung.  Tentu karena nama-nama sudut kota itu lekat di otak saya, gara-gara karya bubin Lantang itulah. dan saya, akhirnya menjejakkan kaki juga di tanah impian itu.  Sengaja dari penginepan, naik gojeg ke Jl. Manggis.  Itu kalo di serial Anak-anak Mama Alin adalah lokasi rumahnya Wulansari- ceweknya 'Ra. Sedangkan di novel Bila, itu adalah jalan tempat kediamannya Puji- ceweknya Fay. di Bila, malah jelas dibilangin nomer rumahnya: empatbelas, ya persis nomer rumah saya dulu di kampung.  Melihat plang nama jalan Manggis saja saya senang tak terkira.   Apalagi habis itu menemukan rumah bernomor 14.  Dan saya baru tau kalo itu rumah pegawai perusahaan kereta api.  Rumah tua memang, persis seperti yang digambarin di buku. Belum cukup senang saya, saat berjalan ke arah barat, ternyata ujung jalan bermuara ke Pasir Gintung! Tempat legendaris yang digambarkan sebaga