Right when you thought you had me
Baby you just lost someone
~gangsta / kat dahlia
..rasanya baru beberapa minggu yang lalu, meninggalkanmu melepasku di teras sebuah pusat perbelanjaan. Aku juga tak berusaha menengok ke arahmu, karena tak bisa menebak waktu, apa mungkin itu adalah saat terakhir melihatmu. Begitu pikiran yang berputar-putar saat itu..
Pensilnya lalu terhenti menuliskannya, catatan yang terhenti begitu sebuah notifikasi pesan masuk. Singkat saja.
"you should stop calling me Rei.."
Rasanya pagi itu waktu terhenti, atau malah terlalu cepat berlalu menjadi sore hari, atau malam hari? Waktu sudah tak penting lagi. Bahkan tak terniat untuk membalas pesan singkat itu.
--
Kau lah yang diinginkan aku dari mimpiku
coba terbangkan khayalku dari sadarku
~ Gigi
"Aku harus meninggalkanmu.." Saat itu adalah menjelang malam, dirinya sedang menatap pagar yang berkarat di lantai bawah, terlihat jelas dari lantai dua tempatnya berbicara, dengan Rei, yang waktu itu..
"Jangan.." Singkat saja balasannya, waktu itu, ya waktu itu..
Sampai kemudian,beberapa jam kemudian, percakapan mereka berlanjut, obrolan yang berlanjut sampai lepas tengah malam..
"Temani aku tidur.."
"Eh..?"
"Temani aku ngobrol, sampai aku lenyap.."
--
Then you couldn't make things new"Sayang.." samar suara itu terdengar di tengah obrolan..
Just by saying I love you ..
~ extreme
"Apaan..?"
"Nggak, ngga ngomong apa-apa, kok.."
Lalu tertawa..
Dan malam terus melanjutkan gelapnya..
--
di sini aku masih memikirkanmu"Aku tak bisa melupakannya.."
di sini aku gelisah ingin tahu..
~ slank
"Tapi.."
"Diam.."
"Maksudmu?"
"Dengarkan, saja.."
"Tapi, kan.."
"Udah, biarin aku.."
"Aku pergi saja?"
"Jangan .."
Selalu ada kebingungan yang tak terbantah, tak bisa dimengerti, tak mau dimengerti..
--
..dan kuterbuai dalam langkahmu dan janjimu
'kan tetapi kini kau semakin menjauh~ Gigi
Matahari sore itu padahal sedang bagus, tidak begitu panas. Tapi sepanjang jalan Rei cuma diam. Seakan-akan jalan itu tak pernah ada, tak ada ujung, dan tak tahu menuju kemana.
Dia hanya ingin sendiri. Sepanjang sore itu. Sepanjang waktu itu. Telepon genggamnya dimatikan sedari subuh. Dia hanya ingin sendiri seharian itu, tanpa siapa-siapa, tanpa apa-apa. Tak ingin mengerti dunia, juga tak ingin dunia mengerti akan dirinya.
--
lebih baik disini, rumah kita sendiri..
~ God Bless
Lelaki itu baru saja membuka sepatunya, saat intro Cry terdengar pelan dari kantong kanan jinsnya.
"Halo..."
":Ya..?"
"tentang Rei.."
"Rei kenapa?" Berusaha tenang
"Dia hilang.."
"Maksudnya?"
"Dia sudah tidak ada.."
--
..lupakanlah diriku sementara jangan terlalu pikirkan langkahku
lakukan yang kau suka agar kau bahagia
dan percayalah di mimpiku ada mimpimu..
~slank
Sengaja pesawat paling pagi, tak ada apapun di pikirannya saat itu. Kosong. Rasanya waktu begitu cepat saja. Sampai saatnya mendarat, sampai saatnya mobil taksi membawanya menuju sebuah tempat. Yang siang itu sudah sepi. Siang yang sangat terik walau ada mendung yang kentara di utara.
Hanya ada beberapa jejak tak beraturan, di atas tanah yang tak lagi terlihat merah. Nama yang biasa disebutnya, dipanggilnya nyaris setiap waktu, sekarang tertulis kasar di papan yang tertancap di ujung utara gundukan tanah yang masih sedikit segar.
Rei.
...pesan yang masih tersimpan di kotak pesannya :
"you should stop calling me Rei.."
Ya, dia tak akan bisa lagi memanggilnya, lalu mendengar tawa lepasnya. Tak bisa. Tak akan lagi bisa..
. .
sadarkan aku Tuhan, dia bukan milikku..
biarkan waktu hapus aku..
~ nidji
----------
P.S.
Jadi, akhirnya kesampaian bikin fiksi seaneh ini, itu lagu-lagu yang ada di playlist saya putar secara acak, lalu saya jadikan bahan untuk cerita pendek di atas. Ya maklum aja ceritanya agak-agak aneh.. karena benar-benar saya bikin berdasarkan lirik lagu yang muncul secara acak itu. Ya pokoknya begitu deh, smoga bisa dimengerti, dan mungkin suatu saat bakal saya rapikan, mungkin lho ya, mungkin
Ahaha, kreatip pisaan. Kalau saya disodorin sekian lagu kemudian harus buat cerpen, palingan ga bakal jadi. XD
BalasHapusKan blm dicoba, ayo dicoba mb 😆
HapusDuh. Kok keren. Duh. Kok sedih. Duh.
BalasHapusDuh masa? Maturnuwun lho
BalasHapus