Tak terasa liwat sudah seminggu dari koeis terakhir. Yang terpaksa demi menjamin independensi dan objektifitas penilaian saya minta teman sejawab untuk memilihkan komentar yang sebaiknya mendapatkan buku yang menjadi hadiah disitu.
Dan kata beliau, yang berhak adalah yang berkomentar di kolom kedua, alias Chika. ya ya ya nanti pemenang akan dihubungi panitia untuk detil pengiriman hadiah #halagh sok resmi :v
Dan untuk rabu ini, saya punya buku yang menurut saya sih asik. Berisi pengalaman seorang pegawai hotel yang keren. Gaya berceritanya mengalir dan lucu. Kok ada aja yang bisa memotret kesehariannya dengan bagus gitu *gumun
Judul bukunya Hotelicious yang disusun oleh Anna Swan
Kalau misalnya tertarik mau mendapatkannya. Seperti biasa cukup kasih jawaban di kolom komentar di bawah. Kali ini pun pertanyaannya cukup sederhana:
Pernah nggak tidur di tempat yang tidak mainstream selain rumah, hotel dan penginapan? Rasanya gimana?
Misalnya saya, pernah nginep di masjid, pinggir jalan, kampus, kantor dan pom bensin *lah malah nostalgia haha
Jawaban terasik menurut juri akan mendapatkan buku keren itu.
Ya begitulah. Itu saja. Silakan
Dan kata beliau, yang berhak adalah yang berkomentar di kolom kedua, alias Chika. ya ya ya nanti pemenang akan dihubungi panitia untuk detil pengiriman hadiah #halagh sok resmi :v
Dan untuk rabu ini, saya punya buku yang menurut saya sih asik. Berisi pengalaman seorang pegawai hotel yang keren. Gaya berceritanya mengalir dan lucu. Kok ada aja yang bisa memotret kesehariannya dengan bagus gitu *gumun
Judul bukunya Hotelicious yang disusun oleh Anna Swan
Kalau misalnya tertarik mau mendapatkannya. Seperti biasa cukup kasih jawaban di kolom komentar di bawah. Kali ini pun pertanyaannya cukup sederhana:
Pernah nggak tidur di tempat yang tidak mainstream selain rumah, hotel dan penginapan? Rasanya gimana?
Misalnya saya, pernah nginep di masjid, pinggir jalan, kampus, kantor dan pom bensin *lah malah nostalgia haha
Jawaban terasik menurut juri akan mendapatkan buku keren itu.
Ya begitulah. Itu saja. Silakan
Pernah menginap di sebuah barak di atas bukit. Menyepi selama 3 hari, gak ada sinyal, gak ada TV, gak ada hiburan apapun kecuali alam.
BalasHapusMengingat ini kok keknya pengen mangulanginya lagi, terlalu sibuk dengan dunia sehingga agak lupa dengan isi jiwa. Sayang urusan duniawi memang terlalu menyibukkan hahahaha~
#KomenRandom
saya jd pnsarang njenengan nginep dimana, diposting atuh om ceritanya #lah :D
Hapussudah pernah kok, monggo http://blog.didut.net/2014/07/20/travelogue-sanctuary-itu-bernama-bodogol/ ^^
HapusPernah nginep di Pelabuhan Gilimanuk waktu touring keliling Bali sama Om Jaya. Ditemenin angin laut, nyamuk segede gaban. Cuek ajaa.. Yang penting gratis dan hari berikutnya lanjut touring hari 1 keliling Bali.
BalasHapusPernah nginep di tenda di Alun-Alun Suryakencana Gunung Gede. Waktu itu panitia memutuskan mendirikan tenda di dekat sumber air. Jadinya malam dingin sekali diserang angin lembah yang menggigit. Kelompok pendaki lain memilih berlindung di pohon-pohon di pinggir alun-alun. Saya ga bisa tidur, selain karena dingin, karena tanahnya keras sekali ga ada empuk-empuknya hehehe...
BalasHapusGa pake matras mas? Hehehe
Hapusdi mana, ya. Yang paling seru sih nginep di mandalawangi, menurutku. Di tenda, terus dinginnya nggak akur sama badan. Dan itu kurang lebih tiga harian. Hahaha. Walau di tenda-tenda samping banyak yang akhirnya nyewa kasur dan masak pakai kompor, tapi teman-temanku terlebih yang cowok berkeras bahwa kami harus beneran kembali ke alam, tetap masak seadanya dan nggak pakai kompor sama sekali, dan tetap nenda dengan alas seadanya juga. Rasanya seperti benar-benar pergi dan berpisah dengan kehidupan kota besar. Aku suka pengalaman itu, dan walau malamnya memang dingin banget, tapi nggak keberatan kalau harus nginep seperti itu lagi. Sesekali kita perlu sesuatu yang berbeda. Hehe.
BalasHapusTemenmu yg masak seadanya dan ga pake kompor itu bodoh sekali sungguh :(
Hapusknapa kok gitu om?
HapusPernah nginap di masjid deket rumah waktu bulan puasa saat masih kecil. Niatnya sih mau bangunin warga pas sahur, tidur di masjid biar kayak temen-temen. Berani karna katanya kalo bulan puasa setan-setan pada diiket. Nggak taunya pas tengah malem kran air masjid nyala sendiri, karna kaget semuanya keluar buat ngecek. Sampe di luar malah radio masjid yang nyala sendiri di dalem.
BalasHapusMau masuk nggak ada yang berani, nggak masuk perlengkapan buat bangunin warga sahur di dalem semua. Nah loh.
Ini sih bukan cerita asik, tapi serem. :(((
aku sudah mencoba banyak versi nginep aneh. Di geladak kapal feri pernah, di tenda pernah, di mesjid pernah, di lab pernah, di kampus sering..di hotel bagus tentulah ada.
BalasHapusPaling ngerasa sembarangan itu kalau misalnya aku ke sebuah kota, terus males nyari penginapan. Aku bakal nyari warung kopi 24 jam, ujung-ujungnya aku tidur aja di kursinya, pura-pura ketiduran. Paling seneng kalau warungnya lesehan, bisa tidur di kolong mejanya dengan nyaman.
Halo Om, salam kenal.
BalasHapusPertama kali saya main ke blog ini. Masih boleh ikutan jawab, nggak? Semoga boleh ya :D
Menginap di tempat tidak mainstream yang saya belum bisa lupakan adalah ketika SMP dan saya tidur di teras rumah sendiri. Iya. Teras rumah. Alasannya waktu itu orang tua ke luar kota karena menjenguk saudara yang masuk rumah sakit dan kunci rumah yang saya bawa jatuh entah di mana (tas sekolah ternyata bolong???). Waktu itu saya tidak bawa HP ke sekolah jadinya tidak bisa mengabari orang tua kalau saya kejebak di teras rumah. Akhirnya malamnya tidur di teras berselimut taplak.
Yang bego... saya kenapa waktu itu nggak ngetok tetangga saja ya numpang tidur semalem -_- Masih menjadi misteri kenapa solusi itu tidak terpikirkan...
eeeeh kok komen yg sebelomnya ga ada? ga kekirim ya?? aaah padahal udah ngetik panjaaaang
BalasHapus