Langsung ke konten utama

di bawah pohon


Haruskah aku katakan pada kalian, bahwa pernah pada suatu siang di bawah pohon yang lupa nama speciesnya, aku memainkan don't cry-nya Guns n' Roses, lagu yang tidak tepat memang untuk siang hari, karena salah satu liriknya pada bagian reff adalah .. and don't you cry tonight...

Konon katanya tepat saat lagunya Axl aku nyanyikan sembarangan, karena tak pernah hapal liriknya, yang penting bagian reffnya yang sebaris itu bisa dinyanyikan kenceng-kenceng. Yang aku tak tahu adalah, adala seorang gadis diam-diam memperhatikan aksi solonya itu.  Tapi aku akhirnya tahu juga, karena dikasih tahu.

Kemarin siang yang sudah jatuh menuju sore, aku menunggu guruku, di bawah Terminalia catappa, yang tumbuh sendirian di tengah halaman sekolah.  Tahukah kalian, bahwa walaupun siang sampai sore pun, panas rasanya, tapi tak terasa karena oksigen yang di keluarkan stomata membuat iklim lokal, sejuk saja kepalaku, sehingga aku tenang saja telentang rebahan di bawahnya.

Ah sekarang malah teringat ayunan, yang aku buat tali kayu bekas dan tali tambang bekas, di bawah pohon rambutan di kampungku sana.  Untuk anak-anak bermain ayunan, sampai kencang-kencang, dan ingat si bungsu yang selalu ingin didorong begitu sampai ayunannya tinggi.Sayang ayunan itu terakhir terasa sedikit mengerikan jika dilihat, itu karena iparku yang punya indera entah keberapa, pernah melihat seseorang dari dunia lain, pada suatu sore menjelang maghrib, duduk disitu.

Dan masih banyak cerita di bawah pohon, tapi nantilah lagi, nanti kebanyakan pula.  Dan jelas banyak ceritaku tentang pohon, karena kau tahu sendiri kan ? Aku hidup dan sekolah yang tak jauh dari pohon dan hutan.

---
*gambar di atas, klik saja kalau tertarik untuk memperbesar, kalau loh ya ^^

Komentar

  1. nulisnya kaya yang sambil ngantuk ini... terseppo-sepoi sejuk oksigen di bawah pohon :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti

jejak bubin Lantang

jika ditanya salah satu kota yang ingin saya datengin sejak berpuluh tahun yang lalu, jawaban saya pastilah: Bandar Lampung.  Tentu karena nama-nama sudut kota itu lekat di otak saya, gara-gara karya bubin Lantang itulah. dan saya, akhirnya menjejakkan kaki juga di tanah impian itu.  Sengaja dari penginepan, naik gojeg ke Jl. Manggis.  Itu kalo di serial Anak-anak Mama Alin adalah lokasi rumahnya Wulansari- ceweknya 'Ra. Sedangkan di novel Bila, itu adalah jalan tempat kediamannya Puji- ceweknya Fay. di Bila, malah jelas dibilangin nomer rumahnya: empatbelas, ya persis nomer rumah saya dulu di kampung.  Melihat plang nama jalan Manggis saja saya senang tak terkira.   Apalagi habis itu menemukan rumah bernomor 14.  Dan saya baru tau kalo itu rumah pegawai perusahaan kereta api.  Rumah tua memang, persis seperti yang digambarin di buku. Belum cukup senang saya, saat berjalan ke arah barat, ternyata ujung jalan bermuara ke Pasir Gintung! Tempat legendaris yang digambarkan sebaga