Langsung ke konten utama

#25 inspired from 11th image from my phone

di hape yang saya pake ini, yang isi fotonya banyak saya hapus-hapusin, trus saya cek foto ke-11, kok ya munculnya foto yang itu.  baiklah saya mau konsisten bercerita tentang foto itu, ya sejarah saya bisa memakai seragam itu, walaupun mungkin tak bakal lama saya pajang hehe

saya jarang sekali bercerita tentang kerjaan saya, soalnya kerapkali malu sendiri, sudah 24 tahun lebih bekerja tapi belum ada sesuatu yang menarik untuk ditunjukkan pada instansi induk tempat saya bekerja.

tapi mungkin sesekali saya ingin bercerita tentang sejarah saya kenapa bisa jadi pegawai negeri sipil yang sekarang agak rancu dengan ASN yang kepanjangannya saya sering lupa itu.

Sejarah dimulai kala saya kuliah di semester 5, di suatu siang, julak (pakdhe) dayang ke kos-kosan, beliau waktu itu kerja jadi PPAT, itu yang ngurusin akte tanah, karena kasian dengan uang saku ponakannya yang pas-pasan, saya dijadiin saksi di akte tanah yang diprosesnya, upahnya adalah 500 rupiah per tandatangan.  Saya sih seneng-seneng aja, lumayan lah, soalnya paling tidak ada 10 akte tanah sekali tandatangan. Lima ribu rupiah sangat lumayan waktu itu.

Kembali waktu beliau datang, itu membawa selebaran dari kabupaten, ternyata mau ada tes cpns, kata beliau: "itu ada formasi untuk ijazah sekolahmu.."

Iya berhubung masih kuliah, ya entah dengan pertimbangan apa, sepertinya karena saya hobi sekali ikutan tes - tes apa saja hehe-, saya pun ndaptar, tanpa ngasih tau orang-orang rumah.  Kemudian mengikuti tes tertulis di Oktober 195, dulu masih pake pensil 2B gitu, lalu setelah lulus tahap pertama dilanjutkan dengan semacam screening test.  Iya dulu pake tes gituan, diminta ngisi nama temen deket, nama keluarga, bacaan dan tontonan, semacam itu, sepertinya terkait dengan kemungkinan calon pegawai terkait dengan kuminis gitu deh.  Dan, akhirnya dinyatakan lulus dan diangkat jadi cpns golongan 2a dengan gaji awal 80% dari 110 ribu rupiah hehe Gaji segitu ternyata tidak cukup bagi anak muda yang sebagian biaya hidupnya kepake untuk ongkos poskilat khusus dan sesekali nelpon pacar yang sedang kuliah jauh di luar pulau.

Ajaibnya pas lapor ke kantor, dinas peternakan waktu itu, jabatan di SK cpns saya diabaikan oleh kepala dinas, malah dibikinkan nota dinas yang menempatkan saya semana-mena di sebuah kecamatan yang jaraknya sekitar 60 km dari rumah tanpa tugas yang jelas, pokoknya ditunjuk sebagai tenaga lapangan. Lapangan apaan, mbuh haha Jadi aja saya malah lebih akrab sama orang-orang kantor kecamatan, sampe dikirim dua kali pelatihan: diklat hansip dan diklat instruktur senam kesegaran jasmani :))  Orang dinas mah tau saya punya sertipikat instruktur SKJ, malah manfaatin saya untuk mimpin senam pas jumat pagi.  Saya pun males-malesan, mana minder punya body yang sungguh tak cocok jadi instruktur senam jenis apapun.

Beberapa kali bikin masalah di dines sampe pernah gaji saya ditahan kepala dinas dengan alesan ga disiplin.  Heloooww, gimana mau disiplin wong kerjaan saya sedari awal mbuh, dan pas di lapangan pun saya lambat menyadari kalo saya juga semacam diakalin sama orang dines, mereka mau enaknya aja, ga begitu peduli sama orang lapangan. Ebuset ini malah cerita kemana-mana, wes biar deh.

Empat tahun kemudian, saya beruntung bisa lulus kuliah, dan pengen juga dong penyesuaian ijazah biar bisa naik pangkat jadi 3a.  Jalan untuk menuju itu salahsatunya adalah kudu pindah instansi, berhubung saya kuliah di kehutanan sedangkan kerjaan di peternakan.  Maka saya pun mengajukan pindah, dan tanpa alesan yang jelas usul saya ditahan sama kepala bidang. Sampai akhirnya saya bikin masalah lagi, akhirnya usul saya disetujui..  Masalah berlanjut karena instansi yang saya tuju menolak untuk menerima, smpai akhirnya terdampar di bagian kepegawaian yang mau menerima karena saya bisa mengetik pake windows, yang mana kala itu jarang yang bisa mengetik pake komputer dengan baik hehehe

Di tahun 2001 akhirnya bisa penyesuaian ijazah.  Dua tahun kemudian ikutan tes beasiswa bappenas dan kuliah ke Unair Surabaya. Lulus tahun 2005 kembali ke kepegawaian lagi, sampai kemudian saya memutuskan untuk kuliah lagi di akhir 2009.  Lama kemudian, kembali bekerja di tahun 2017, sempat ke bagian pemerintahan lalu akhirnya terakhir terdampar di bidang penelitian pengembangan yang merupakan bagian dari instansi perencanaan di kabupaten yang sama sejak 24 tahun yang lalu.

Lalu, apakah saya pegawai negara yang baik? Saya rasa tidak, saya lebih sering bikin masalah dimanapun saya bekerja sepertinya, ada saja poin yang bikin saya tidak cocok dengan atasan.  Mungkin benar hasil psikotes dulu kalo kerjasama saya tidak bagus.  Ya gimana, sering kesel kalo apa-apa kerja selalu berdasarkan anggaran, cost, jarang yang melihat value sebagai hasil dan tujuan kerjaan.  Di satu sisi kadang ga sabaran dengan sebuah pekerjaan yang memerlukan proses, di sisi lain malah tak peduli komitmen dan memperlambat proses. Aku yo bingung.  Atau memang kompetensiku ga mutu, ya? 

Entahlah, so sekarang ya kerja with the flow saja, tolong jangan dicontoh, nih.  Udab deh itu aja sekelumit tentang foto itu, yang diambil waktu saya ditunjuk jadi pembaca doa di waktu apel pagi yang sebenernya jarang sekali saya ikutin hehehe

Apa ada yang mau nanya2 lagi terkait foto tersebut, biat ntar saya tambahin lagi #lah

Komentar

  1. Kamu jadi PNS ketika jamannya harus manut nut nut mau disuruh apa aja menjadi salah satu cara survive, kkkkkkkk ga heran kemudian atasan anda tydack syuka hey bapak... Wkwkwkwkwkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya jg sih ya,
      tp ya gimana, sekolah jauh2 masa kudu manut mulu, ga bakal lah hahahahah

      Hapus
  2. Part diklat hansip dan diklat instruktur senam kesegaran jasmani itu wkwkwkw...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo diklat hansip ya gpp sih walo seragam jelas kedodoran. Lha pas instruktur SKJ itu menyebalkan. Sdh usaha gerak semaksimal mungkin pas ujian, eh cuma dikasih nilai C, sembarangan sekali yg ngenilai :))

      Hapus
  3. Sudah, jalani aja sampe pensiun. Setelah itu menuruti hati karena pensiunan PNS kan sejahtera ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. soal pensiunan PNS sih tergantung, paman. Tapi kalo dikatakan sejahtera, entahlah. Relatif, sih hehe

      Hapus
  4. Kerja jadi PNS memang katanya begitu, harus bisa mencocokkan diri sama atasan. Tapi yang enaknya ya pas pensiun tetap ditanggung. Gak dipungkiri ini yang jadi alasan utama orang masuk PNS.

    Orang tua saya keduanya PNS, eh tapi anaknya gak ada yang jadi PNS, LOL.

    Semangat kerjanya ya kaka...

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh tumben ini kedatengan mb tehsusu hehe, ya gitu deh mb. kalo soal pensiun sih ya gitu jg sih haha duh ga kreatip sekali jawaban saya :))

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti

Review Sepatu Brodo Active Krakatau

Bikin review singkat gini, gara-gara sejak rilis awal Agustus tadi, sampai sekarang belum ada yang ngebahas tentang produk sepatu lari lokal ini. Heran.   Bahkan produsennya sendiri ga ada bikin reviewnya sama-sekali.  Makin heran. Karena aku ga bisa bikin vlog, padahal maunya gitu kaya orang-orang;  Maka bikin review singkat di sini aja deh. Aku termasuk penggemar produk sepatu dari Brodo.  Dulunya suka sama produk sepatu kulitnya, terutama seri Signore.  Sepatunya rapi, sederhana dan nyaman dipakai.  Tapi seri terakhirnya terasa kurang menyenangkan, kulitnya tak sebagus produk awalnya.  Beda dan kurang pas di kaki. Sampai akhirnya membeli Brodo seri Active. Active Sprint namanya. Full black.  Bagus ini, dipakai sehari-hari, untuk jalan bahkan untuk lari pun cukup nyaman. Lalu saat mulai menyukai olahraga lari, membeli seri Active Inizio. Ini lebih nyaman daripada Sprint.  Menariknya juga nyaman dipakai untuk sehari-hari, jalan kaki maupun lari. Sampai akhirnya saat aku ingin menambah