Langsung ke konten utama

#26 School

Mungkin maksudnya sekolah yang terakhir, alias SMA.  Nyatanya saya ga' pernah merasakan masa-masa es em a, karena sekolahnya di kejuruan #krik.  Tapi ya, semua sekolah saya sama aja, sedari SD, SMP sampai Snakma ya sama aja jalan kaki ke sekolahnya.  Bedanya sekolah terakhir ini pas kelas satu kami wajib masuk asrama.

Oh itu Snakma sebenernya nama dulunya, nama ngetopnya, kepanjangan dari sekolah peternakan menengah atas, pas saya masuk sudah berubah jadi SPP alias sekolah pertanian pembangunan dengan jurusan yang sama tentu saja.  Berjarak kurang lebih 52 km dari desa tempat saya tinggal.

Satu tahun masuk asrama, baru akhirnya ngekos di kampung deket lingkungan kampus, iya kami menyebut wilayah sekolah dengan kampus. Toh, lingkungan sekolah cukup lengkap fasilitasnya, ada lokal kelas tentu saja, ada laboratorium yang biologi tentu saja, ada aula gede yang biasa dipakai untuk acara sekolah dan bentuknya seragam seluruh Indonesia, ada lapangan olahraga yang lengkap dari tempat main bola sampai tenis dan basket, ada masjid juga tentu saja.  Ada studio musik juga dulunya, yang gitar dan bassnya fender stratocaster asli, sound system-nya pun Marshall segede lemari dua biji.

Yang beda dari sekolah umum adalah adanya asrama yang dikasih nama-nama sapi internesyenel, nama asrama saya Limousin, letaknya di tengah di antara asrama Simmental dan Galloway, ada lagi dua asrama yang saya lupa namanya yang cuma difungsikan kalau ada tamu saat ada acara.  Lalu asrama putri yang bernama Ayshire dan satunya lagi saya lupa.

Di bagian utara asrama saya ada ruang makan yang luas, jadi kalau makan ya bareng-bareng di situ, seringkali menyenangkan bagi saya karena bisa diam-diam makan sambil ngelirik gadis pujaan *ihiy.  Sedang di selatan asrama adalah deretan kandang hewan tempat praktek, dari kandang sapi, kambing, unggas, sampai kuda juga ada- cuma babi aja yang ngga ada hehe di ujung deretan kandang itu ada laboratorium klinik yang berisikan obat-obatan untuk ternak.

Sebelah selatannya kandang ada kebun rumput yang luas, iya bener kebun rumput, untuk pakan ternak ruminansia, kebanyakan ditanemin species Brachiaria decumbens atau biasa disingkat rumput BD atau juga disebut rumput gembala nama lainnya lagi.  Kerjaan siswa kelas satu dan dua tuh yang kudu ngasih pupuk berupa kotoran ternak secara berkala dan bergiliran.

Yang cukup legend adalah sebuah lembah kecil di antara kandang dan kebun rumput, di sini biasa disebut guntung, di tengahnya dulu ada sebuah sumur, tempat mandi saat musim kemarau, karena biasanya sungai kecil di guntung tetap mengalirkan air.  Lejennya sih karena konon tempat itu adalah istana makhluk halus hehe

Tiga tahun sekolah di sana, apakah setelah lulus saya jadi ahli ternak? Nyatanya tidak. Tapi saya banyak dapat pengetahuan seputar ternak dan seputarnya.  Apalagi guru-guru saya adalah para sarjana peternakan dan dokter hewan yang ilmunya sangat keren, jadi kalo dipikir-pikir kami mewarisi ilmu dari fakultas peternakan dan kedokteran hewan sekaligus hehe, apalagi saat saya sekolah di situ, tak ada lagi pembagian jurusan produksi ternak dan kesehatan hewan seperti angkatan sebelumnya, kami sudah gabungan dari dua jurusan itu, keren kan.

Secara teori mungkin saya lumayan dapet ilmunya, tapi kalo prakteknya saya akui saya payah betul, gimana tidak, sekolah di peternakan tapi ga pernah sekalipun berani motong hewan, bahkan menyaksikan penyembelihan ternak apapun saya ga berani, kok. Untungnya pas ujian akhir ga ada itu ujian motong leher hewat, adanya ujian praktek merah susu sapi kambing hihi 

Bagian ajaibnya dari sekolahku, kelas tiga yang tidak punya kelas, itu karena waktu dulu sekolah kami cuma punya empat lokal kelas, itu untuk kelas 1A/1B dan 2A/2B, khusus kelas 2B kelasnya kaya bioskop, berundak sampai ke deretan paling belakang yang paling tinggi, tempat saya bercokol selama setahun.  

Dan, di kelas terakhir waktu sekolah di sini pula, saya ketemu dengan seorang adik kelas, eh lebih tepatnya nekat nembak adik kelas yang sebenarnya sudah saya perhatikan sejak saya di 2B itu, dan kisah selanjutnya nanti deh tatkala sampai di poin nomer 19 hehehehe.

Ohiya, seragam sekolahku dulu keren, atasan putih bawah coklat kalo hari senin sampai kamis apa ya, sisanya seragam pramuka yang mana artinya bawahnya juga coklat, karena itulah kadang males nyuci celana kalo ngga seminggu, padahal jenis tanah dis ekitar sekolah itu merah kecoklatan yang gitu deh haha.  Seragam tambahan lainnya adalah wearpack yang mirip seragam terusannya orang bengkel, bedanya dipake kalo ada kegiatan di lapangan atau di kandang.

Khusus semester lima, dua bulan praktek magang di peternak, jadi cuma belajar sekitar dua bulanan sehabis praktek, itu pun satu bulan isinya konsultasi sama nyusun laporan.  Pelajaran teori cuma dikit,  Itupun kalo pelajaran-pelajaran sains dasar semacam matematika, fisika, kimia, biologi berakhir di kelas dua.  Kelas tiga sisa mata pelajaran jurusan aja lagi.  Jadi begitulah sekolahku.  Yang sehabis lulus, bukannya kuliah di peternakan, saya malah lanjut ke kehutanan..

Banyak lagi lah kisah di sekolahku itu, tentang kawan-kawan yang ajaib, tentang beberapa guru yang mengundang untuk dikerjain, tentang adik kelas yang nganu, tentang asrama, tentang kos-kosan, wah tiga tahun yang sangat berkesan lah.  Nanti deh diceritakan lain waktu pas sempet dan pengen. Ok.

/

gambar di bawah nyomot di halaman fb sekolah, itu foto kantor guru, di depannya ada halaman tempat saya bersama satu kelas pernah disuruh berdiri sama pak kepala sekolah gara-gara ga ada yang ngaku siapa yang ngolok-olok guru muda yang baru masuk ngajar trus ngadu-ngadu sama beliau, susah nyari temen sekompak itu sekarang haha


Komentar

  1. Balasan
    1. lebih ajaib kelas anda, anak muda

      Hapus
    2. kelas yang mana? banyak... yang sekarang juga ajaib! S2 ternyata ajaib!

      Hapus
  2. Selalu suka baca kehidupan di sekolah asrama. Jadi inget novel2nya Enid Blyton tentang Malory Towers. Hahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe ya gitu, hidup komunal sekian lama, banyak cerita itu jelas, dan saya sempat hidup di tiga asrama je haha

      Hapus
  3. ah, menyenangkannyaa!! aku dulu pengen banget masuk SMK malah. dulu pengen banget masuk SMK jurusan otomotif, karena suka banget sama sepeda motor. karena ngga dibolehin ortu, akhirnya masuk SMA. cerita SMA, ya biasa saja seperti anak SMA pada umumnya. namun hasrat otomotif masih menggebu, sampe sering beli tabloid Motor Plus dengan menabung uang saku. punya sepeda motor (punya ortu tepatnya), sering kumodif aneh-aneh, namun ngga pernah tuntas karena kurang modal. la gimana, ortu ngga setuju dan berapa sih uang saku anak SMA?

    pas SMA kenal dengan internet, akhirnya belok minat ke dunia IT. eh pas kerja sempet kerja di Gramedia, ngurusin website-nya Motor Plus (dan Otomotif), dua tabloid yang dulu kupuja. ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. oalaah, sukurnya kesampaian jg ngurusin otomotif malah kerja di tabloid idaman, keren euy

      Hapus
  4. Dulu di Ungaran ada sekolah farming, saya belum pernah melihat tapi kabarnya luas kampusnya.

    Di Salatiga ada STM pertanian, tapi kampusnya kecil, dekat pasar sapi lama. Saya nggak tahu apakah punya kebun praktik yang luas.

    Muridnya setahu saya dikit. Kelak kelas saya waktu SMP, namanya Luki, kemudian sekolah di sana. Saya tahunnya waktu berpapasan, jalan kaki, lewat jalan pintas, terabas kampung sepi, dia pulang dari sekolah sekolah. Saya tulis ini soal Luki karena tiba-tiba tadi siang ingat dia dan ingat STM pertanian itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ungaran saya malah ga ngerti, taunya di Magelang paman. Sekarang jadi Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian, nama daerahnya saya lupa yg jelas ga jauh dari TPA. Yang Salatiga juga ga ngerti, sepertinya nanti suatu saat kudu jalan2 ke sana

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

..mencoba instal Lubuntu di Lenovo S206

..leptop honey, istri saya itu kondisinya sekarang lumayan amburadul, wifi susah konek, batterynya error - ya kalo ini sih salah saya gara-gara pernah nge-charge kelamaan-,  dan terakhir suka mati-mati sendiri sehabis diinstal ulang sama windows 7 (bajakan). Saya putuskan untuk instal linux saja, kali ini saya instalin Lubuntu, turunan ubuntu dengan pertimbangan spec leptop yang lumayan pas-pasan: RAM cuma 2 Gb dan prosesor yang cuma dual core 1,4 Gb.  Sebenarnya saya pengen nginstalin debian lagi, tapi selain lupa caranya, saya juga pengen nyoba OS yang lain, setelah saya timbang-timbang yang file ISO-nya lumayan kecil ya cuma Lubuntu, cuma sekitar 900-an Mb.  Itu juga lumayan lama downloadnya, cuma ngandelin hotspot dari hape. Setelah dapet iso-nya, bikin bootable di flashdisk pake unetbootin , lalu mencoba instal, berhubung saya termasuk user abal-abal yang taunya instal dan klik sana sini, jadi belum berani instal seluruhnya, takut data yang ada di hardisk keformat seperti