Beruntungnya kembali tahun ini bisa mengikuti acara Borobudur Marathon, kali ini lebih parah nekadnya, mengambil pilihan marathon penuh, alias 42 km.. kepayang saja tidak, kan?
Jadi saja harus latihan, dan dipaksa latihan, demi bisa finish dan baik dan motivasiku sampai saat ini cuma satu: bisa mendapatkan kaos finisher biar bisa dipamerin ntar habis acara lari.. sederhana sekali, bukan?
Mengikuti hasil referensi, yang aku baca seminggu minimal berlari 40-50 km. Walau sebagian ada yang menyarankan di atas 50 km/minggu. Aku ambil batas bawahnya saja lah. Soalnya sehabis long run (21 km) aja perlu recovery sekitar 70 jam idealnya.
Sementara aku jadwalin seminggu kudu 5 kali berlari, 2 hari rest plus strength training. Rest day di senin dan jum'at. Hari minggu jadwalnya long run.
Semoga bisa sesuai jadwal dan lancar sesuai rencana deh. Rasanya baru kali ini aku serius latihan, ini juga gara-gara cukup banyak baca "teori" berlarian. Tentang gimana biar ga ngawur pas ngatur napas, gimana mengatur heart rate, gimana ngejaga endurance, gimana jaga hidrasi dan refueling selama lari.
Beberapa informasi itu sebagian aku baca dari timeline @thread yang memang dipenuhi masalah lari akhir-akhir ini.
Oh iya. Aku juga baru beli sepatu yang terasa cukup nyaman untuk berlari, baik jarak dekat (3 km) sampai yang cukup jauh (21 km). Sepatu bikinan negeri China, merknya Anta seri G21.3. Ringan dan stabil benaran dan harganya termasuk dalam kategori "cukup murah" untuk sepatu lari yang nyaman dan ga bikin pegel kaki setelah lari.
Tapi sungguh, targetku hanya pace 8-9 tapi stabil dan bisa finish under COP dan COT. Belum kebayang nanti gimana pas hari H sekitar 3 bulanan lagi itu. Wong, lari 21 kilo aja masih perlu mengasah kesabaran dan ketabahan lebih dari biasanya je.
Komentar
Posting Komentar