Langsung ke konten utama

debian lagi

.. entah sejak kapan komputer di kantor yang ini terakhir disentuh, setelah sekali dibuka, jendelanya rusak. Untunglah, ada pengalihan fokus sedikit, ada yang diutak atik.  Tentu saja debian jadi pilihan.

Debian, OS yang stabil, terbaik namun punya sejarah yang so sweet dan tragis.  Lupa awalnya pake versi 10 kalo tidak salah, tapi error tak bisa masuk di proses awal, mungkin gara-gara isi installer tidak lengkap.  Itu bikin dari ISO di leptop lama, pake rufus di flashdisk

Akhirnya dengan berat hati mencoba instal Ubuntu 20.  Tapi apadaya berat sekali loadingnya.  Cukup rakus memangsa RAM sepertinya, mungkin demikian.  Sudahlah mengesalkan jadinya. Sambil mengingat-ingat memori... memutuskan untuk download ISO lagi saja lah.  Versi terbaru, debian 11, bullseye. 2,5 Gb.

Itu langsung dipasang kemarin sesampai kantor, seharian itu saja.  Tapi ada saja kendalanya.  Wifi tidak terdeteksi, gugling sana sini.  Menemukan petunjul bahwa harus instal firmware tambahan. Namanya firmware-iwlwifi.  Toh masalah belum hilang.  Cara menginstallnya pun adalah masalah. dpkg -i tidak bisa.

Harus pake #echo $PATH usr bin apaa gitu.  Lupa lagi.  Tapi toh akhirnya berhasil instal.  Wifi bisa hadir. Hore!

Tapi ada masalah tambahan (lagi).  Hedeh. Repository kok ya tidak bisa diupdate.  Gugling lagi.  Kambing UI gagal.  Repo Unej juga gagal.  Lucunya pake repo Kartolo Sby baru berhasil.  Bisa update dan upgrade, walau perlu tambahan data 350Mb. Ya gpp lah.

Yang penting sementara bisa (cukup) tenang.  Besok, mari berkisah lagi.. tentang hujan barangkali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Toko & Bengkel Sepeda di Jogja

Sejak 'mengenal' sepeda, beberapa kawan yang sangat mengerti anatomi, morfologi dan histologi sepeda, saya pun memberanikan diri memberi rekomendasi beberapa toko dan bengkel sepeda di Jogja yang harus disambangi dikala sepeda memerlukan perawatan dan penggantian suku cadang. Rekomendasi tempat-tempat ini berdasarkan pertimbangan: harga, kelengkapan ketersediaan suku cadang, hasil seting sepeda dan pengalaman empunya bengkel.  Juga pengalaman beberapa kawan saat membeli spare part ataupun memperbaiki sepedanya.  Rata-rata setiap toko atau tempat yang menyediakan sepeda dan suku cadangnya juga menyediakan tempat dan tenaga untuk seting dan reparasi, tapi tak semua hasilnya bagus.   Bengkel sepeda Rofi (Rahul Bike) ,  pemiliknya adalah teman saya di komunitas sepeda Federal , tapi menurut sejarah awalnya justru beliau akrab dengan sepeda-sepeda keluaran baru.  Hasil seting sepeda mas Rofi ini sudah sangat dapat dipertanggungjawabkan, hal ini bisa dilihat dari jej

ada apa hari ini

 rencananya adalah: hunting komik lagi di lapak depan jalan nyuci sepeda bikin materi untuk ngajar besok, artinya kudu baca ulang lagi materinya belajar swot, skoringnya masih belum ngerti, hedeh.. mudahan mahasiswaku ga baca blog ini haha sepedaan bentar sore-sore.. dan sepagi ini, saya kembali, iya kembalai, men- deactive akun-akun sosmed saya, dan lagi-lagi, saya tak tahu sampai kapan itu berlangsung, toh siapa juga yang nyari saya kan haha kecuali blog ini, tampaknya tetap dipertahankan aktif untuk menumpahkan kisah-kisah tak jelas sepanjang waktunya.. tadinya kepikiran untuk menghapus akun whatsapp  untuk sementara waktu, tapi tak bisa karena ada terkait kerjaan di kantor, walau akhir-akhir ini tak begitu ada kerjaan juga, jadi ya mungkin ditengok sesekali saja. itu saja dulu, eh apa saya perlu.. hedeuh apa tadi lupa

tentang Nuran, penulis yang mencoba bengal namun gagal

..."Aku pake topi bergambar macan.."  Demikian isi pesan pendek yang masuk ke telepon genggam jadul saya. Waktu itu adalah acara meet and greet Pidi Baiq di Togamas Gejayan. Akhirnya saya bisa bertemu & bersalaman dengan blogger yang -maaf- baru-baru saja saya kenal waktu itu namun langsung membuat terpikat dengan tulisan-tulisannya. Apalagi beberapa tulisannya menguak lugas berbagai sisi Guns n' Roses, band rock n' roll peringkat satu dalam hidup saya. Itulah Nuran, pemuda bertubuh sehat jebolan Tegalboto. Belakangan saya baru nyadar kalau saya berkenalan dengan wartawan majalah musik ternama. Pantas saja tulisan-tulisannya beralur rapi, batin saya. Beberapa jeda kemudian, saya sempat nengok kontrakannya di Condongcatur. Kenalan dengan peliharaanya yang bertitel Oz. Berkesempatan melihat-lihat sebagian koleksi bacaannya yang.. tampaknya terlalu berat untuk otak saya. Ohiya, waktu itu seorang Nuran masih berstatus maha